“BAHAGIANYA SISWI SMP PINGGIRAN LOLOS PROSEA SELEKSI PESERTA DIDIK CERDAS ISTIMEWA YANG DIADAKAN DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA - SEMOGA TUMBUH GENERASI EMAS UNGGUL DI SMP PGRI 6 SURABAYA“
Oleh : Banu Atmoko
apensoindonesia.com
Selama lebih dari 100 tahun, tes IQ telah banyak digunakan untuk menentukan apakah seseorang dianggap pintar, jenius atau di bawah rata-rata. Namun, belakangan ini angka tes IQ di seluruh dunia dilaporkan mengalami penurunan, dan ini membuat para peneliti mempertanyakan apakah sudah waktunya untuk memperluas pemahaman mengenai apa yang dimaksudkan dengan kecerdasan.
Tes IQ yang pertama kali dikembangkan oleh psikolog asal Prancis Alfred Binet adalah alat ukur kecerdasan yang paling banyak digunakan di dunia. Angka IQ 100 menunjukkan bahwa kecerdasaan kita berada di tingkat rata-rata, dengan angka di atas 130 dianggap jenius, sementara mereka yang berada di bawah angka 70 dinilai memiliki gangguan kecerdasan.
Apa yang terjadi sekarang ini menurut Dr Tony Florio seorang psikolog klinis dan pengajar senior di Universitas New South Wales di Sydneya adalah bahwa tes IQ yang ada sekarang ini hanya menguji kecerdasan di bidang tertentu saja. Teori saya mengatakan bukan bahwa angka tes IQ sekarang menurun, namun tes IQ tidak beradaptasi dengan bagaimana otak kita bekerja sekarang ini," kata Florio.
Menurut Florio, tes IQ yang ada sekarang hanya menguji kecerdasan di bidang tertentu saja, sehingga sebenarnya kegunaannya terbatas.
Setiap anak memiliki bakat dan kecerdasan yang beragam. Bakat lebih mengacu pada motorik maupun ketrampilan yang ditampilkan anak, kalau cerdas lebih mengacu pada ranah kognitif.
Maksud dari Kognitif disini adalah potensi intelektual yang terdiri dari pengetahuan (knowledge), pemahaman (comrehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation).
Bakat sebenarnya bisa terlihat oleh orang lain, eh itu anakmu berbakat menggambar, soalnya kalau dikasih buku gambar dan perlengkapannya, hasil gambarnya bagus banget, makanya bakat itu akan berkembang bila ada penguat, sehingga perlu disalurkan bakat tersebut.
Anak yang berbakat jika disalurkan ke media yang tepat, maka bakatnya akan semakin terlihat dengan baik dan semakin ahli. Bakat dalam literatur ilmiah, adalah istilah talent, ada juga istilah giftedness, ada juga istilah traits, ada istilah intelligence, aptitude dan sejenisnya.
Bakat sebagai dasar yang dibawa sejak lahir dan harus ada stimulasi agar dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki. Terkadang anak yang berbakat, namun karena keterbatasan keuangan dari orangtuanya, maka kemudian bakat yang harusnya muncul baik, menjadi terkikis dan minder lama-lama anak tersebut tidak mau menampilkan bakat yang dimilikinya.
Biasanya anak yang berbakat sejak kecil sudah memiliki komitmen yang besar dengan bidang yang disukainya, dan terus mengembangkan kemampuan yang dimiliki itu, sehingga kemampuannya melampaui di atas rata-rata anak lain yang sebaya. Anak yang cerdas itu adalah anak yang IQ nya di atas rata-rata anak normal, sehingga anak ini harus mendapatkan pelayanan pendidikan khusus.
Dalam rangka proses seleksi peserta didik Cerdas Istimewa yang diadakan oleh Dinas Pendidikan kota Surabaya, siswi SMP PGRI 6 Surabaya yang merupakan Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7-9 Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir pada hari Senin, 25/10/2021 yang bernama Elfatun Hikmah, siswi kelas 8 alhamdulilah Sekolah pinggiran Surabaya Utara lolos dalam rangka proses seleksi peserta didik Cerdas Istimewa oleh Dinas Pendidikan kota Surabaya tersebut.
Pada hari Senin, 25/10/2021 Elfatun Hikmah, siswi kelas 8 yang merupakan putri dari bapak Nawawi berangkat dari SMP PGRI 6 Surabaya menuju Kantor Dinas Pendidikan kota Surabaya di antar Ibu Yuni Ismaryati, S.Pd untuk mengikuti proses seleksi peserta didik Cerdas Istimewa yang diadakan oleh Dinas Pendidikan
Kota Surabaya. Di sana Elfatun Hikmah masuk di Ruang Aula Bung Tomo bersama teman – teman yang mengikuti seleksi peserta didik Cerdas Istimewa, yang diadakan oleh Dinas Pendidikan kota Surabaya.
Alhamdulilah, pukul 15.00 Elfatun Hikmah kembali ke sekolah diantar oleh Ibu Yuni Ismaryati, S.Pd. Dalam kesempatan ini, penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya merasa bahagia dan bangga kepada Elfatun Hikmah sebagai sekolah pinggiran dan di pandang sebelah alhamdulilah siswi SMP PGRI 6 Surabaya lolos proses seleksi peserta didik Cerdas Istimewa yang diadakan oleh Dinas Pendidikan
Kota Surabaya.
Semoga bisa membanggakan teman – teman yang lain, serta semoga Elfatun Hikmah bisa menjadi contoh pioner bagi teman - temannya.
#TantanganGuruSiana
#dispendikSurabaya
#Guruhebat
0 Komentar