“TERIMA KASIH BANYAK BUAH TANGAN DARI SAHABAT UNTUK PENULIS DAN KELUARGA DALAM PEMULIHAN MENAMBAH IMUN“
Oleh : Banu Atmoko
Apenso Indonesia
Menurut kamu apa sih yang bikin seseorang itu layak untuk disebut teman baik?
Jawabannya mungkin bisa dilihat dari perlakuannya terhadap kita. Seorang teman baik pastilah menaruh rasa peduli pada diri kita dan juga problem-problem yang kita punyai. Tapi, setiap orang pasti punya cara masing-masing dalam menunjukkan kepeduliannya. Ada yang cenderung memanjakan, ada yang memberi perhatian berlebih, ada yang rela berbohong demi menenangkan hati temannya, dan ada juga yang memberikan tough love.
Hmm, agak susah juga sih menyebut tough love dalam bahasa Indonesia. Kalau diartikan, frasa itu bisa disebut juga sebagai cinta yang keras atau cinta yang tegas. Kalau lihat di kamus Cambridge, tough love itu artinya: “Perbuatan yang dengan sengaja tidak memperlihatkan terlalu banyak kebaikan kepada orang yang sedang punya masalah, supaya orang itu bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.”
Seseorang yang memberikan tough love nggak akan sekadar memberi komentar palsu yang cuma menyenangkan hati temannya yang lagi punya masalah; ia bakal membeberkan kenyataan, sepahit apa pun itu. Ia nggak bakal mengeluarkan kata-kata seperti, “Nggak apa-apa, kamu nggak salah kok di sini” ketika ia merasa temannya itu salah; ia bakal berkata jujur dan mengkritik temannya itu.
Ia juga nggak bakal berpura-pura mendengarkan curhatan temannya yang menangis tersedu sedan karena baru putus; ia bakal meminta temannya itu untuk move on dan berhenti bertingkah cengeng.
Ya, tough love memang diperlukan dalam hubungan pertemanan, karena bukankah teman yang baik itu adalah orang yang peduli terhadap kita? Dan kejujuran yang bisa membuat kita jadi orang yang lebih baik adalah bentuk kepedulian yang lebih nyata daripada kebohongan manis. Maka bisa dibilang, hubungan pertemanan sejati pasti mengandung tough love.
Hanya saja, ada satu masalah nih dari sikap seperti itu. Kamu juga mungkin sudah menyadarinya. Yup, masalah itu adalah: nggak semua orang bisa menerima kritikan dan kejujuran yang pahit, apalagi jika kejujuran tersebut membuka kelemahan dan kekurangan seseorang.
Penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7-9 Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir pada hari Senin, 2/8/2021 pukul 11.30 kedatangan sopir Grab. Dimana penulis sangat kaget saat kedatangan sopir Grab dengan membawakan buah tangan buah – buahan.
Pada saat penulis tanya "dari siapa buah ini?" ke sopir Grab. Sopir Grab, menjawab dari ibu Dra. HJ. WIWIK WAHYUNINGSIH, MM. Alhamdulilah, buah tangan diterima dengan baik oleh penulis.
Dalam kesempatan tersebut, penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada ibu Dra. HJ. WIWIK WAHYUNINGSIH, MM selaku Kepala SMP 17 Agustus 1945, serta sahabat bagi penulis karena sudah sangat peduli dan perhatian kepada penulis dan keluarga. Dimana buah tangan tersebut kata pengirim untuk menambah umun keluarga penulis yang lagi sakit. Semoga amal baik ibu Dra. HJ. WIWIK WAHYUNINGSIH, MM diterima Allah S.W.T serta semoga ibu Dra. HJ. WIWIK WAHYUNINGSI, MM lancar rezekinya, sehat selalu.
#TantanganGuruSiana
#dispendikSurabaya
#Guruhebat
0 Komentar