Ergonomi:
PREVENTIF PAPARAN SEMOGA PANJANG UMUR
(Dosen UMAHA Sidoarjo)
Dalu, saat masih muda umur masih muda, terasa hidup masih lama. Masa depan masih jauh. Kini, saat tua terasa hidup ini tidak lama. Yang lalu masih banyak teringat. Pun terasa hidup tak lama lagi.
Tetap tidak boleh ngalup (berharap tidak baik). Tetap bersemangat hidup. Tetap beribadah. Dapatlah berguna bagi sesama.
Saat muda, segala organ tubuh masih kuat. Masih fresh. Digunakan bekerja apapun tidak ada keluhan berarti.
Saat tua, hadir ketuaan keausan tubuh. Mata untuk melihat mulai berkurang. Gerakan otot mulai kendor, tidak cepat. Organ tubuh lain mulai terasa "nyeri". Orang bilang "sakit". Padahal itu bisa dikatakan tingkat kapasitas tubuh sudah menurun.
Oleh karena itu, ada sabda "jagalah muda sebelum datangnya tua". Sebuah sabda bahwa saat muda, pikir dan persiapkan suatu untuk saat nanti akan tua (bekal saat tua).
Bahkan orang memedomi bahwa "hidup itu mengkelung seperti gerakan matahari". Dari sinar fajar pagi, siang, sore, petang, dan matahari tenggelam - malam.
Gerakan matahari itu mengkelung parabola. Dalam parabola itu ada titik puncak. Sangat mungkin atau pasti bahwa semua manusia hidup akan mengalami puncak kemuliaan kehidupan. Ada yang puncak rendah. Ada puncak tinggi. Tetap puncak.
Mengapa seperti itu. Karena manusia adalah dari kumpulan sel. Jumlah sel manusia banyaknya beratus - ratus juta.
Perilaku sel manusia. Jumlahnya selalu berkurang, terprogram. Atau, selalu ada kematian sel terprogram (nekrosis). Bahkan ada kematian sel tidak terprogram (apoptusis) akibat terkena paparan yang bisa mematikan sel.
Itu bisa dibuktikan. Bahwa salah satu sel kulit manusia. Setiap mandi sudah bersih. Pakai sabun mandi. Tetapi setelah mandi, bila digosok selalu keluar bolot "kotoran di kulit". Itu tidak lain adalah sel kulit yang telah mati bercampur debu menempel kulit.
Karena ada kematian sel tubuh. Lama - lama berkurang. Berkurangnya sel tubuh seiring usia. Lama - lama tua.
Hanya sel syaraf dan sel otot yang tidak bisa reproduksi (sel mati, ya mati, tidak bisa pulih, malah jumlah sel berkurang). Oleh karena itu, sakit pikun yang terkait dengan sel syaraf jumlahnya berkurang. Maka, pikun tidak bisa disembuhkan.
Kita tahu, sakit pikun muncul saat orang sudah tua. Sebab sel yang terkait syaraf otak sudah berkurang.
Perlu tahu juga tuli permanen alias budek. Itu adalah sel syaraf pendengaran sudah berkurang, mati sebagian.
Apa yang harus kita lalukan? Yakni lakukan preventif agar sel tubuh tidak mati sia - sia. Mati terpaksa. Karena paparan.
Paparan itu adalah sesuatu yang "melebihi" ambang batas. Misal: NAB (nilai ambang batas) bising 85 decibel selama 8 jam. Jika diteruskan bisa tuli sementara (termperory). Terpapar bising terus, lama - kelamaan sel pendengaran akan mati, tuli permanen alias budek/dublek.
Preventif terhadap sel organ tubuh lainnya.
Seiring usia. Semua sel tubuh pasti berkurang. Bisanya hanya pencegahan (preventif) jumlah sel tubuh agar tidak cepat berkurang. Awet. Dengan demikian mudah - mudahan panjang umur.
Dari segi keyakinan, semua, termasuk usia adalah hak Tuhan.
Semoga kita tetap sehat...aamiin yra.
(GeSa)
0 Komentar