Penguatan Aspek Pedagogi Dalam Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19
Oleh : H. Banu Atmoko
Apenso Indonesia
Awal mula virus tersebut tersebar melalui dua orang warga Depok yang sebelumnya melakukan kontak fisik dengan warga asing yang diduga terjangkit covid-19. Hingga saat ini, Kamis 29 Mei 2020 dari keseluruhan total kasus terkonfirmasi positif sejumlah 5.900.267, Meninggal dunia sebanyak 361.763, dan 2.577.176 orang setelah
Dari total kasus covid-19 tersebut telah membuktikan bahwa penyebaran virus ini berlangsung sangat cepat bahkan Indonesia masuk peringkat ke-33 Dunia kasus virus covid-19 ini memberikan dampak bagi pendidikan hal ini telah diakui oleh UNESCO, penutupan sekolah di 166 negara yang berdampak bagi anak dan remaja sejumlah 1,52 miliar orang dan guru 60,2 juta di seluruh dunia. Hal ini akan mengganggu kegiatan sekolah dan mengancam akan hak-hak pendidikan mereka di masa depan.
Dalam penanganan virus ini pemerintah memberlakukan beberapa upaya untuk memutus rantai penularan covid-19 yaitu social distancing dengan cara belajar dan kerja di rumah atau work from home (WFH). Selain itu, pemerintah juga meberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga larangan untuk mudik.
Dengan adanya kebijakan ini maka mempengaruhi sistem dalam pendidikan di Indonesia. Pembelajaran dilakukan dengan jarak jauh atau pembelajaran daring, yang akan berdampak bagi unsur - unsur dalam pendidikan. Seperti kebijakan yang dikeluarkan oleh Kemendikbud, menteri Nadiem Anwar Makarim dalam Surat Edaran Nomer 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Corona Virus Disease (Covid-19) bahwa pembelajaran jarak jauh ini agar bisa lebih memaknai proses pendidikan dan ikut serta berpartisipasi dalam pelaksanaan pendidikan.
Saat ini tercatat ada 28,6 juta siswa dan 2,6 juta guru yang terdampak menghadapi virus corona di Indonesia. Dengan jumlah siswa dan pengajar yang banyak oleh karena itu seluruh siswa dari tingkat Paud/TK, SD, SMP, SMA/SMK, hingga mahasiswa Perguruan Tinggi melakukan pembelajaran daring atau dengan metode e-learning.
Hal ini terpaksa dilakukan agar dapat mencegah penyebaran virus lebih luas lagi. Tentu saja baik guru, siswa, dan orang tua murid tidak ada yang siap dengan keterpaksaan PJJ hal ini memberikan banyak dampak diberbagai aspek. Sangat di maklumi bahwa proses pembelajaran ini butuh waktu untuk penyesuainnya dengan metode daring, yang dimana interaksi antara guru dengan murid tidak bisa dipisahkan.
Oleh karena itu, pendidikan harus tetap dilakukan dengan berbagai macam upaya. Sistem pembelajaran jarak jauh diberbagai tingkat pendidikan menggunakan aplikasi berbasis internet, metode ini menggunakan beberapa platform belajar online seperti yang dianjurkan pemerintah yaitu Zenius, Quipper, Google Classroom, bahkan menggunakan Whatssap Group.
Selain itu, Kemendikbud sendiri mengembangkan aplikasi pembelajaran jarak jauh berbasis portal dan android Rumah Belajar yang dapat diakses di belajar.kemendikbud.go.id. Rumah belajar ini dapat dimanfaatkan oleh siswa maupun guru di tingkat TK/Paud, SD, SMP, SMA/SMK. Berbagai macam upaya juga dilakukan agar pendidikan melalui pembelajaran daring ini tentu dapat membawa manfaat, sekiranya siswa dan guru di sekolah diajarkan untuk berpikir kreatif dan kritis dalam menghadapi pandemi ini.
Yaitu dengan memanfaatkan platform media sosial yang ada, dapat memberikan pelajaran inovatif. Tetapi, pembelajaran daring ini juga tidak seluruhnya dapat dilaksanakan dengan efektif, beberapa kekurangan terjadi didalamnya.
Dalam menyikapi hal ini dari berbagai perspektif guru, siswa, maupun orang tua juga memiliki keluhan. Kompetensi Pedagogi pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi Pedagogi merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya.
Pembelajaran daring seolah mendorong tagihan belajar berupa materi pembelajaran yang dijejalkan pada murid, sehingga melupakan aspek pedagogi yang justru diperlukan murid ketika tidak bertemu sua dengan guru.
Oleh karena itu, aspek pedagogi perlu dikuatkan dalam pembelajaran daring sehingga aspek humanistik mendasari pembelajaran dan bukan sekedar materialisti.
Dari itulah Penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir, pada hari Jum’at 29/5/2020 mengikuti Webinar yang diadakan oleh LP3M UNESA Pukul 13.00 – 15.00 melalui Join Zoom Meeting
https://zoom.us/j/7570432284?pwd=MXhTRTJ0QnNTR3gvajJsVlZsalBjUT09, sedangkan bagi yang tidak bisa bergabung di Zoom tersebut dapat menyimak melalui https://www.youtube.com/watch?v=YHf0c8uQqwY.
Dalam kesempatan tersebut yang menjadi Pemateri adalah Prof. Dr. MV. Roesminingsih, M.Pd., Prof. Dr. Siti Masitoh, M.Pd., Prof. Dr. Mustaji M.Pd. Dalam kesempatan tersebut Prof. Dr. MV Roesminingsih, M.Pd menjelaskan materi tentang PENDIDIKAN KELUARGA SEBAGAI PENDIDIKAN PERTAMA DAN UTAMA, sedangkan Prof. Dr. Siti Masitoh, M.Pd menjelaskan materi MENELUSUR KONSEP PENDIDIKAN AJARAN KI HAJAR DEWANTARA DALAM PROSES PEMBELAJARAN, sedangkan Prof. Dr. Mustaji, M.Pd menjelaskan nateri tentang DISTANCE LEARNING ‘the new normal’ Pendidikan.
Penulis sangat bangga dengan materi yang di berikan oleh ketiga narasumber tersebut, apalagi ketiga Pemateri tersebut adalah Dosen Penulis. Prof. Roesminingsih adalah Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing Skripsi Penulis yang dengan sabar dan telaten membimbing Penulis, Prof. Dr. Mustaji juga Dosen Penulis, apalagi materi tersebut mengenang masa lalu.
Di akhir Acara LP3M UNESA memberikan instrumen untuk diisi oleh Peserta termasuk oleh Penulis melalui https://bit.ly/2ZO8ReU, Penulis berharap setelah New Normal nanti seluruh Proses Pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan lancar sehingga siswa tidak bosan dalam menerima materi dan mereka nyaman dalam menerima materi tersebut.
#TantanganGuruSiana
#dispendikSurabaya
#Guruhebat
0 Komentar