BATIK LUKIS "SANGGAR SIGUN"
Oleh: Gempur Santoso
Batik lukis. Memang ada beda dan samanya dengan batik tulis. Batik lukis, pelukisan batiknya pakai kuas. Sesuai inspirarasi pelukisnya pada selembar kain.
Agak beda dengan batik tulis, yg menggunkan canthing untuk membatiknya. Kadang pakai mal (pola). Ataupun tulis cetak.
Bahan batik lukis dan tulis, sama, pakai malam. Selanjutnya kedua memiliki proses yang hampir sama.
Nama Guntur Sasono. Waktu kuliah satu kost dengan saya. Di Ketintang Madya. Dia jurusan Seni Rupa. Sementara saya jurusan Teknik Mesin Otomotif.
Dulu saya sering mengatar Guntur Sasono, misal menfoto, pakai tryport, saat dia mengerjakan tugas. Kadang siang. Kadang sore. Kadang malam. Guntur yg punya inisiatif. Saya hanya rekreasi saja.
Setelah lama tak ketemu. Ternyata Guntur menjadi seorang guru, juga punya sanggar bersama istrinya. Sanggar itu bernama "SiGun Batik Tulis" atau "Sanggar Sasono" Ponorogo.
Istri Guntur namanya Hartini. Adiknya pak Kaminto. Kebetulan saya juga akrap dengan pak Kaminto. Teman dekat, rumahnya Ngajuk kota.
Guntur Sasono sekeluarga tinggal di Ponorogo. Istrinya juga padai memproses batik. Sanggarnya besar.
SiGun Batik lukis. Hampir tiap hari melukis batik. Selain itu mengajarkan batik lukis ke siswa, pemuda, atau siapa saja yg ingin belajar membatik lukis.
Di sanggar Batik Tulis SiGun, selalu tersedia batik lukis. Dan, siap siapapun boleh mengunjunginya.
Saya sudah pakai tiga baju tatik lukis buatan siGun. Yang petama, dulu, kain putih dijadikan baju seukuran saya. Baju putih jadi, dilukis oleh siGun. Kemudian proses batik. Bagus.
Selanjunya. Saya diberi kain. Setiap kain batik lukis untuk saya, pasti tertulis nama saya "gempur santoso". Enak juga. Beda dg yg lain.
Batik lukis di Inonesia memang jarang. Di dunia cuma ada satu lukisan, yg saya pakai. Semua batik lukis hanya satu, sesauai inspitari atau intuaisi pelukis.
Selamat siGun dan mbak Hartini. Terimakasih...
(GeSa)
0 Komentar