Opini:
SOPAN SAJA TAK CUKUP HARUS SANTUN
Oleh: Gempur Santoso
Sopan santun. Sopan saja tidak cukup. Santun saja juga tak cukup. Sopan merupakan (etik) perilaku yg baik/indah. Santun (etika) memberi keindahan nyaman pada orang lain.
Saat merunduk lewat di depan orang duduk dan berkata permisi. Itu sopan santun.
Saat merunduk lewat di depan orang duduk sambil kentut. Itu sopan tapi tak santun. Perilakunya indah tapi ketutnya itu tak memberi keindahan. Justru menyakitkan hati yg dikentuti.
Indah dan memberikan keindahan. Berilmu dan memberikan keilmuannya bermanfaat. Semua tetap tidak baik dengan cara menyakitkan hati yg lain. Memuakan, menjengkelkan, membosankan tentu tak disenangi oleh hati siapapun.
Menyuapi bayi atau anak kecil dengan makanan enak bergizi. Tanpa kesantunan yg tak menjengkelkan anak kecil, tentu anak kecil jadi sulit makan. Dengan merayu anak kecil agar senang sehingga mau makan disuapi.
Hati. Letaknya di hati. Bayi, anak kecil ataupun orang dewasa. Semua senang pada sopan santun.
Santun pada orang lain secara sopan. Walau tak minta, orang lain akan memujinya. Bahkan menghormati dan membalas kebaikan.
Guru, dosen, ustad atau siapapun para alim (berilmu) dan ulama. Mereka sebagai sceince agen. Ilmu agama atau ilmu kebenaran didunia planet bumi ini. Akan memberikan pencerahan pada orang lain jika dilakukan secara sopan santun.
Banyak penipu melakukan secara sopan. Pelet, ngutil, koruptor, pembunuh berdarah dingin, dan sejenisnya. Melakukan kejahatannya dg sopan. Tapi mereka merugikan orang lain dan menyakitkan hati, itu adalah tidak santun. Bahkan dosa.
Sopan santun, etik etika seharusnya dilakukan. Bukankah nabi mesyiarkan agama dengan kelembutan, itulah sopan santun. Berakhlak mulia.
(GeSa)
0 Komentar