PILIH PEMIMPIN, PROBLEM KENAL MENGENAL
Oleh: Gempur Santoso
APENSOINDONESIA.COM
Setiap lima tahun ada pemilihan umum. Rutinitas reformasi Pemimpin Negara dan semua pemimpin pada bidang dan tingkatan masing masing. Pilpres dan pilkada.
Pada metode pemilihan saja yang beda. Dulu, perwakilan permusyawaratan. Kini, pemilihan langsung (pilsung). Metode itu, ada berbagai yang sama dan ada yang beda.
Semua ada kekurangan. Ada kelebihan. Masing masing ada risiko, yang utama risiko kecurangan. Lawan kejujuran adalah kecurangan.
Mengapa kok harus pemilihan pemimpin, pemilu? Ya alami didunia pasti selalu berganti (perubahan). Sel kulit kita tiap hari berganti. Peremajaan. Siang berganti malam. Malam berganti malam. Mati berganti hidup. Hidup berganti mati.
Hidup di dunia manusia pun berganti ganti. Kita suatu saat pun, pindah tak di dunia lagi. Ganti alam.
Pemimpin pun berganti, sesuai tata cara, tata negara. Rakyat harus memilih pemimpinnya.
Agar rakyat tetap merdeka. Leluasa berkreatif kebaikan kemanfaatan. Tak terjajah oleh pemimpin. Bagaimana pilihnya:
Pertama, Kita selalu doa untuk memdapat pemimpin yang berakhlakul karimah (berakhlak mulia). Akhlak pemimpin dalam kebijakannya sangat berpengaruh pada keadilan dan kesejahteraan kita hidup rakyat.
Kedua, Kita berdoa mendapat pemimpin yang mampu. Mampu ilmu, mampu menahan diri. Mampu berbuat bijak. Mampu melindungi rakyat yang dipimpin. Pro rakyatnya. Bukan pro rakyat asing (bukan rakyat yang menjadi tanggungjawabnya dipimpin).
Ketiga, kita butuh pemimpin yang diterima oleh semua rakyat (aseptabilitas). Selama baik hati, tidak menyakiti hati pasti disenangi semua orang. Sebab setiap manusia punya hati. Dalam hati itu adalah kebaikan yang tak pernah bohong.
Pemimpin tukang tipu, pasti dirasakan. Rakyat tak berani bicara. Takut didera (dihukum) pemimpin. Sebab pemimpin itu membawa palu (keputusan) atau otoritas. Perskusi, politiking alatnya mendera. Menjadi suasana rakyat takut. Rakyat pilih diam.
Kita harus mencoblos (memilih). Semua orang ada kelemahan dan kelebihan. Pilihlah yang sedikit kelemahannya, berakhlak mulia, mampu (kapabel), dan diterima sebagian besar rakyat (aseptabel).
Sebelum memilih. Problemnya: apakah bisa kenal mengenal calon pemimin?
Jangan jangan termakan hoax.
Kenal mengenal orang satu desa/kelurahan saja ada yang tertinggal. Apalagi satu negara.
Di luar kemampuan akal dan pengetahuan kita, istikhirohlah. Biar mendapat petunjuk Tuhan.
(GeSa)
0 Komentar