Oleh: Agung Santoso
KETUA MEDIA ONLINE INDONESIA
APENSOINDONESIA.COM
Nasional:
JANGAN KORBANKAN CALEG, CAPRES DAN CAWAPRES
APENSOINDONESIA.COM ---- Sungguh sangat disayangkan banyak berita yang muncul pada tanggal 6 April 2019 sehubungan pendukung caleg, capres dan cawapres keblabasen dalam pikiran dan sepak terjangnya. Di Lumajang Wapres dengan undian nomor dua, diserang habis-habisan oleh PCNU Kabupaten Lumajang lantaran Wapres dengan nomor urut 2 membawa dan mengibar-kibarkan bendera NU.
Diserang dengan berbagai komentar, tim cawapres 02 memberi penjelasan "Itu kan yang bawa bendera ke lapangan bukan Pak Sandi kan. Jadi artinya PCNU harus cari orang yang kalau keberatan, orang yang bawa ke lapangan ke kampanye," kata Direktur Hukum dan Advokasi Prabowo-Sandiaga, Sufmi Dasco Ahmad.
Begitu juga Capres 01 dan 02 serta Caleg tidak lepas dari tangan yang usil mencorat coret wajah bahkan merobek alat peraga baliho atau spanduk, terlepas siapapun yang melakukan , ternyata para tim pendukung diharapkan berpikir matang sebelum bertindak, agar tidak mengorbakan orang lain karena dianggap hal biasa.
Jatim:
Tanggap Bencana Perlu Partisipasi Swasta
Hampir satu pekan ini halaman parkir Grahadi banyak mobil terutama plat merah. Bukan ada mutasi karena memang menurut aturan sejak dilantik februari kemarin hingga 6 bulan kedepan Khofifah sebagai gubernur jatim tdk boleh melakukan mutasi kecuali menerobos mendagri bisa jadi ada perputaran mutasi dan promosi ASN.
Selalu tdk ada mutasi juga tdk ada tamu istimewa misal dubes atau tamu asal lembaga lain yg perlu di jamu ditempat gedung sejarah tersebut.Lalu ada apa grahadi jadi rame tdk seperti dulu?
Khofifah tampaknya selain memberdayakan Grahadi tdk sebagai tempat mutasi, menerima tamu, peringatan hari besar nasional sekarang dipakai untuk koordinasi dengan pembantunya (kepala dinas, badan,biro) selain nyaman untuk rapat tidak seperti di kantor gubernur yg byk lalu lalang org punya kepentingan, cukup sekda di kantor pahlawan membackup semua rutinitas.
Salahsatu hal penting dalam kondisi sekarang, Gubernur Khofifah menyoroti tanggap bencana. Dengan 38 Kab/kota Khofifah berupaya memetakan daerah rawan bencana. Mulai dari gempa bumi, longsor, banjir, tsunami yg semuanya urusan dengan kekuasaan Allah.
Oleh karena itu Gubernur mengharapkan alat pendeteksi bencana yg dimiliki Badan Penanggulangan Bencana Jatim bisa mengantisipasi.Atau dengan kata lain mengetahui sebelumnya sebelum musibah datang sehingga warga bisa di evakuasi.
Pertanyaannya adalah sampai sejauh alat pendeteksi tersebut dimiliki pemprov jatim? Jawabnya terbatas.Disinilah peran swasta yg punya usaha di jatim dengan omset milyar bahkan trilyun perlu digandeng.Karena menyangkut keselamatan saudara saudara kita.
Takdir memang Tuhan yg menentukan, namun manusia berusaha untuk menekan resiko kematian sekecil kecilnya dengan tdk kena musibah besar.
Metropolis Surabaya:
Walikota Tinggalkan Kenangan, Bagaimana Penggantinya?
Sayang jabatan walikota cuma dua periode. Jika tiga atau boleh empat periode tdk menutup kemungkinan kota Surabaya bukan sekedar taman yang asri tapi semua lini akan terbangun dengan terencana.
Risma panggilan akrab Walikota dgn seabrek prestasi memang kurang lebih dua tahun akan lengser dengan banyak kenangan tinggalkan, lalu bagaima penggantinya, harapan kita sama minimal kinerja sama kalau perlu di atas rumah, gaya kepemimpinan tegas, lugas, ceplas ceplos dan tdk sakit hati itulah Risma.
Taman asri di kota kita dengan berbagai aksesoris membuat warga bangga sering dipuji orang dari berbagai komunitas, salahsatu yg monumental memberangus kompleks pelacuran yg sdh menggurita.
Terobosan baru lg pelit akan mengelola sampah jadi listrik, sedang area ngangel dan jahit akan jadi jogging track. Terlepas berbagai ide dari siapa saja yg mengembangkan kota, misalnya ada sekolah
kena bendera htm karena jorok dan kotor menurut versi lsm tunas hijau itu lah data dan fakta.
Yang ptg sekarang ada rasa memiliki semua masyarakat surabaya karena kota ini milik kita semua. Kita hanya diberi amanah.
(Ags)
0 Komentar